Google & Amazon Bisa Berpaling dari Inggris


Raksasa teknologi Google dan Amazon berencana membangun kantor megah di Inggris. Namun rencana ini berpotensi berantakan setelah mayoritas warga Inggris memilih keluar dari Uni Eropa.

Dikutip detikINET dari Bussines Insider, kantor yang akan dibangun Amazon dan Google dalam waktu dekat itu akan mempekerjakan ribuan karyawan. Tapi kemenangan kubu Brexit atau British Exit bisa jadi membatalkan semuanya dan mereka lebih memilih kota besar di Uni Eropa semacam Paris atau Berlin.

"London adalah pusat teknologi terbesar di Eropa dan menarik talenta terbaik dan paling cemerlang. Founderdan investor merasa cemas keuntungan itu akan hilang jika Inggris meninggalkan Uni Eropa," sebut Eilenn Burbidge, Chairman Tech City UK.

"Kita tidak benar benar tahu apakah yang akan terjadi dan ketidakpastian itu berbahaya. Apakah para perusahaan akan ramai ramai memindahkan kantornya?" tambah dia. 

Raksasa teknologi Amerika Serikat selama ini memandang Inggris dan terkhusus kota London sebagai pintu gerbang ke Uni Eropa. Namun pengaruh Inggris pada politik Eropa dan aksesnya pada warga di sana yang jumlahnya sekitar setengah miliar akan terhambat karena Brexit.

Google berencana membangun kantor baru di Inggris yang akan dibuka tahun ini, namun masih mengalami penundaan. Sedangkan Amazon dijadwalkan membuka kantor baru tahun depan yang akan menampung sampai 5.000 pegawai.

Brexit memang dikhawatirkan akan memicu eksodus besar-besaran perusahaan teknologi dari Inggris ke kota lain di Uni Eropa. Misalnya saja ke ibukota Jerman Berlin yang mulai menunjukkan taring untuk menyaingi London.

"Kami mengharapkan penurunan yang signifikan berdirinya perusahaan baru di London karena mereka lebih memilih Berlin, dan juga beralihnya startup London yang sukses menuju ke sini," tutur Christoph Gerlinger dari German Starups Group.

Namun tetap ada optimisme besar industri teknologi akan tetap berkibar meski Inggris keluar dari Uni Eropa. "Saya yakin sektor teknologi Inggris tidak hanya akan bertahan dari tantangan hasil referendum ini, namun juga akan terus tumbuh," ujar Tudor Aw dari organisasi KPMG UK.

Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment